Beberapa Negara maju di Eropa
salah satunya pernah menjadi bukti kejayaan Islam, yaitu pada masa Khalifah
Harun ar-Rasyid. Islam menguasai Andalusia yang sekarang menjadi Negara Spanyol.
Kejayaan Islam di Eropa dulu sekarang seakan-akan terukir kembali. Sebut saja
Inggris. Hal yang pertama ada di benak kita mayoritas mungkin adalah sepakbola.
Memang Liga Premier adalah liga sepakbola paling terpopuler di dunia. Sepakbola
di sana bukan sekedar olehraga, tetapi juga industri berbentuk bisnis.
Kejadian serangan bom 7 Juli 2005
oleh warga Muslim kelahiran Inggris membuat Imam dan Masjid di sana menyeruak
menjadi sorotan. Peristiwa mengenaskan yang terjadi di London itu menewaskan 56
orang. Mayoritas masyarakatnya menilai muslim tidak mengerti kehidupan
bermasyarakat. Kemudian muncul wacana tentang Islam radikal dan Islam Ekstrim.
Kontan saja membuat imej umat Islam
di sana menjadi kurang baik. Apalagi peristiwa itu terekam pula oleh masyarakat
Negara-negara di Eropa.
Muslim
akhirnya menjalani kehidupan di sana dengan sangat khawatir. Muslim sebagai
minoritas menjadi terpojokkan dengan malapetaka itu. Justifikasi teroris
membuat mereka acap menerima umpan balik berupa teror fisik dan mental. Bahkan
setiap ada operasi teroris, umat muslim menjadi sasaran tuduhan pertama.
Kekerasan terhadap umat muslim di sana pun menyeruak. Pihak keamanan pun kerap
menyerang dan merazia masjid dan pusat-pusat keislaman serta menangkap para
aktifis muslim. Islamophobia menjadikan muslim tidak diperlakukan layak dan
kehilangan hak asasi manusianya.
Langit gelap dulu itu sekarang lebih cerah
Masyarakat
di Inggris mulai sadar, tidak semua muslim patut dimusuhi. Muslim bahkan telah
menjadi bagian dari warga Inggris dan tidak tahu apa-apa dengan terorisme.
Sikap masyarakat yang welcome mulai
terlihat. Buktinya tidak ada lagi larangan jilbab. Umat muslim banyak ditemui
di tengah-tengah kota, stasiun bawah tanah, pusat perbelanjaan dan
kampus-kampus.
Muslim
kian mendapat tempat di sana. Masuk di instansi pemerintah, bekerja sebagai
karyawan di perusahaan ternama. Bahkan Ratu Elizabeth II mengizinkan pegawai
istana Buckingham ke Masjid untuk shalat jum’at. Dakwah dan pendidikan Islam
mengalami peningkatan signifikan. Fenomena converting
pun menjadi hal yang menarik. Jumlah muallaf bertambah banyak. Mereka yang
masuk Islam bukan saja dari kalangan pribumi biasa. Anak mantan pejabat tinggi,
keluarga terhormat bahkan selebriti. Cat Steven yang sekarang bernama Yusuf
Islam setelah masuk Islam tahun 1978. Dia adalah seorang penulis lagu dan
pemusik. Joe Ahmed-Dobson, anak
Frank Dobson, mantan menteri kesehatan Inggris. Jonathan Birt, anak Lord Birt, mantan direktur utama BBC. Emma Clark seorang cicit mantan PM Inggris, Herbert Asquith.
Awal keislaman mereka ada yang dari kekaguman mereka terhadap spritualitas
Islam. Uniknya, para mualaf ini terkenal lebih taat. Mereka juga sangat serius
mendalami sehingga mereka memiliki ketaatan yang lebih baik dari Islam
keturunan.
Begitu
juga dengan masjid. Mulai dari hitungan jari hingga sekarang mencapai angka
ribuan lebih. Yang muncul sekarang adalah berdirinya tempat-tempat
ibadah baru seperti masjid. Meski bangunannya tidak seperti yang kita kenali,
esensinya tetap saja sama. Salah satu ruko di dekat Stasiun Gants Hill London
timur selalu berkumandang azan meski hanya terdengar di dalam dan tidak selaras
dengan yang ada di Negara-Negara muslim lainnya. Olimpiade 2012 di Inggris,
nantinya akan berdiri Masjid Ilyas di Abbey Mills di atas tanah seluas 7,3 ha
di dekat komplek stadion Olimpiade di kawasan Stratford, West Ham, London
Timur. Masjid tersebut lebih populer dengan nama “Markaz London”. Masjid ini
mampu menampung hingga 70 ribu jamaah.
Islamic
Finance
Krisis keuangan melanda banyak Negara di dunia terutama
Negara penganut kapitalis. Hal itu menjadi sorotan penting para pakar ekonomi
yang mengkhawatirkan perekonomian Negaranya. Bank konvensional yang dulu
dianggap penting dalam peran industri perbankan sekarang makin pudar. Sementara
Bank Syariah yang tetap kokoh berdiri setelah hempasan badai krisis. Perlahan
bank Syariah mengalami peningkatan.
Begitu
pula adanya di Inggris. Negara dengan sistem kerajaan ini secara umum hidup
dari sektor jasa, khususnya jasa keuangan. Seperti perbankan, asuransi dan
sebagainya. Perkembangan Islam yang signifikan juga membawa dampak terhadap
tegaknya ekonomi syariah di sana. Adalah IBB (Islamic Bank of Britain). Bank
umum syariah pertama di Inggris yang berdiri sejak tahun 2004. Sebuah studi
mencatat bahwa Inggris mempunyai bank syariah terbanyak di antara Negara
lainnya. Inggris menduduki peringkat kedelapan di dunia dalam aset perbankan
syariah. Aset
perbankan syariah Inggris telah mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds)
melebihi aset bank syariah seperti di negara-negara Islam seperti, Pakistan,
Bangladesh, Turki, dan Mesir. CEO UK Trade & Investment, Sir Andrew Cahn,
mengatakan meski ekonomi syariah tak berasal dari Inggris, tapi keuangan
syariah telah menemukan tempatnya di Inggris.
Perkembangan sistem
keuangan Islam di Inggris tidak terlepas dari dukungan pemerintahannya.
Dukungan tersebut diantaranya adalah keleluasaan pajak untuk kredit rumah dan
kemudahan perdagangan sukuk. Warga Inggris banyak yang memindahkan kredit rumahnya dari
bank konvensional ke bank Syariah dengan alasan mereka tertarik dengan
transparansi dan stabilitas perbankan syariah. Untuk usia perbankan syariah di Inggris yang masih belia, semua
prestasi itu merupakan suatu hal yang sangat luar biasa.
Akademisi sebagai penggerak
Islam di
kerajaan Inggris berkembang di kalangan akademisi di pelbagai
universitas-universitas. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
kegiatan-kegiatan dan munculnya Islamic Society. Seminar, aksi, diskusi dan
masih banyak lagi. Salah satunya Islamic Awarness. Kegiatan di University of
Essex, Colchester ini diisi dengan pameran pengetahuan tentang Islam dan
pameran halal food dan konferensi Islam yang bertajuk “Islam beyond the viel.” Kegiatan
Islamic awareness tersebut terlaksana setiap tahunnya dengan acara dan tajuk
yang berbeda pula. Semuanya terlaksana dengan sukses. Acara itu membuat rasa
ingin tahu mahasiswa di sana semakin tinggi.
Ada pula
ajakan berpuasa dan ifthar-nya
bersama secara cuma-cuma di restoran. Pengadaan bazaar buku, pakaian, makanan
dan kebutuhan muslim. Ajaka shalat jama’ah fardhu dan Jum’at, hingga
membangunkan untuk shalat subuh, terutama saat musim panas yang subuhnya
sekitar pukul 3 pagi. Hampir di semua universitas terdapat Islamic Society yang
biasa disingkat ISOC. Sangat menarik melihat perkembangan Islam di Britania
dari kampus.
Dengan
berbagai perkembangan dan kebijakan pemerintah, muslim di Inggris sudah merasa
lebih baik. Mereka diajarkan kewarganegaraan tanpa harus menanggalkan atribut
kepercayaan mereka. Semua itu agar perasaan kebangsaan mereka semakin tinggi.
Serta rasa toleransi kepada umat Bergama lainnya. Akhirnya muslim Inggris dapat
hidup tentram dan harmonis di Negaranya sendiri. (re)
*Tulisan ini dimuat di Majalah Muzakki edisi Januari 2011
Komentar
Posting Komentar