Langsung ke konten utama

YAA KARIIM

Karim berasal dari kata dasar karoma yang mempunyai dua makna, pemurah dan mulia. Allah adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Mulia. Pemurah dalam arti disini adalah memaafkan dosa hamba-Nya yang beriman. Ibnu Manzhur rahimahullah menjelaskan: ”al-Karim salah satu dari sifat Allah Azza wa Jalla dan nama-Nya. Yakni dzat yang amat banyak memiliki kebaikan, amat pemurah lagi pemberi. Pemberian-Nya tidak pernah habis. Dia-lah Dzat Yang Maha Mulia secara mutlak. al-Karim adalah nama mencakup segala kebaikan, kemuliaan dan keutamaan.
Nama ini juga menghimpun segala hal yang terpuji. Allah Azza wa Jalla mempunyai nama al-Karîm (Maha Mulia) artinya amat terpuji dalam segala perpuatan-Nya, Rabb yang memiliki ‘Arsy yang mulia lagi agung.
Mencermati kata tersebut dalam Al-Quran termaktub sebanyak dua kali. Pada Surat an-Naml ayat 40 dan al-Infithar ayat 6. Pada surat an-Naml adalah kisah tentang Nabi Sulaiman. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Allah menceritakan tentang Nabi Sulaiman saat menyaksikan istana ratu Balqis di hadapannya. Kagumnya Nabi Sulaiman itu sesungguhnya adalah bentuk pemberian Allah kepadanya. Nabi Sulaiman pun melihat itu adalah ujian dari Allah. Menguji rasa syukur atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada Nabi Sulaiman.
Ayat ini juga diakhiri dengan dua nama Allah yang mulia, al-Ghoniy (Maha Kaya) dan al-Karim (Maha Mulia). Sangat kuat hubungan kedua nama Allah tersebut dengan awal ayat tersebut. Barang siapa yang bersyukur atas nikmat dari-Nya, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri karena Allah Maha Kaya. Selanjutnya, barang siapa yang tidak mau bersyukur atau ingkar dengan nikmat dari-Nya, maka sesungguhnya Allah Maha Mulia. Allah member bukan karena Dia membutuhkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, akan tetapi karena Allah mempunyai nama al-Karim.
Selanjutnya tempat kedua di surat al-Infithar ayat 6. Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim, turunnya ayat ini berkenaan dengan Ubay bin Khalaf yang mengingkari adanya hari Ba’ts (dibangkitkan dari kubur). Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
Allah SWT bertanya, apa yang membuat manusia teperdaya untuk selalu berbuat durhaka kepada-Nya. Padahal, Dia senantiasa mencurahkan berbagai nikmat dan rahmat bagi mereka. Tidaklah pantas manusia berlaku demikian, karena Allah al-Karim (pemurah) terhadap mereka. Karena Allah bersifat Maha Pemurah terhadap seluruh manusia. Al-Karim adalah mulia dalam segala hal. Menunjukkan kesempurnaan kemuliaan pada sifat dan segala perbuatannya. Mulia dzatnya. Tidak terdapat cacat sedikit pun padanya. Allah mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat tercela apapun pada-Nya. Sesungguhnya sifat-sifat Allah sangat sempurna. Allah juga mulia dalam segala perbuatan. Perbuatan Allah selalu sempurna dan terpuji, penuh dengan berbagai hikmah yang luas.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab at-Tibyan berkata, “Secara global, makna al-Karim adalah dzat yang suka memberi kebaikan yang banyak dengan amat mudah dan gampang. Berlawanan dengan pelit yang amat sulit dan jarang mengeluarkan kebaikan.” Berbuat baik kepada ciptaannya tanpa manusia mengerjakan kewajibannya. Semua kebaikan yang diberikan di dunia ini semata-mata karena kemurahan-Nya kepada makhluknya.
Makna al-Karim juga termasuk perintah untuk senantiasa meminta/ berdoa kepada-Nya. Allah dalam firman-Nya berjanji untuk memperkenankan doa hamba-Nya. Bahkan Allah mengabulkannya dengan melipatgandakan permintaan. Allah pun marah apabila manusia tidak meminta kepada-Nya. Pengertian makna al-Karim adalah mempunyai segala perbuatan kebaikan, kemuliaan serta segala keutamaan.
Allah SWT bahkan memberi al-Quran dengan nama karim. Alasannya, kitab suci itu mengandung banyak kebaikan. Di dalamnya terdapat petunjuk yang jelas, ilmu yang bermanfaat dan hikmah yang banyak. Segala kebaikan dunia akhirat akan terjamin dengan berpatokan kepada al-Quran. Firman Allah pun menjelaskan bahwa kitab suci yang mulia itu turun kepada Rasul yang mulia pula. Allah Yang Maha Mulia menurunkan wahyu mulia melalui malaikat yang mulia kepada Rasul yang mulia pula. Seperti itulah bagaimana indahnya sifat mulia ini. Demikian pula dengan ‘arsy yang mulia. Allah menyatakan bahwa ‘arsy adalah makhluk yang paling besar dan paling tinggi di antara makhluk-makhluk lainnya. Hal tersebut menjelaskan akan kemuliaannya di sisi Allah melebihi makhluk-makhluk lainnya.
Bagaimana dengan manusia? Pelajaran dari nama ini adalah memberikan pengaruh positif kepada manusia untuk meningkatkan keimanan, memperbaiki kualitas ibadah dan kehidupan sehari-hari. Menanamkan sifat mulia pada diri manusia, karena Allah mencintai hamba-Nya yang mempunyai sifat mulia. Allahu a'lam bish-showwab.. (re)
*Tulisan ini telah dipublikasikan di Majalah Muzakki Edisi Maret 2011.

Komentar

  1. Sands Casino Review - Get $5000 Free + 200 Spins
    Sands Casino provides all 샌즈카지노 of your favorite games from video slots, live dealer games, roulette, live dealer and more. vua nhà cái The biggest slots and progressives in 🏆 Sands Casino: Play Here!⭐Rating: 4.0 · ‎Review by Casino 더킹카지노 VIP

    BalasHapus

Posting Komentar